Duh, Singapura Cuan Jadi Makelar Barang-Barang RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan menteri perdagangan membuka akses pasar untuk memudahkan pemasaran Indonesia di internasional. Realisasinya melalui perjanjian perdagangan bebas komprehensif. Bila tak melakukan perdagangan bebas, negara-negara lain justru yang mengambil untung.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan sampai saat ini Indonesia sudah melakukan 14 perjanjian perdagangan dan pada akhir tahun akan menambah 3 perjanjian lagi. Perjanjian ini akan efektif pada 2020 mendatang.
"Sampai hari ini sudah 14 dalam 3 tahun, sampai akhir tahun, Insya Allah ada 3 lagi. Total ada 17 perjanjian dan review perjanjian perdagangan yang ada," kata Enggar dalam konferensi pers usai rapat koordinasi Pengembangan Industri Manufaktur di Gedung BI, Jakarta, Rabu (5/9/2019).
Perjanjian perdagangan bebas ini penting, karena Indonesia harus melalui negara ketiga yang sudah punya perdagangan bebas dengan negara tujuan ekspor. Bila tak dilakukan, produk Indonesia sudah bersaing dengan produk negara lainnya.
"Tadi sudah dijelaskan ada satu ekspor ke satu negara dikenakan tarif 5% harus melalui Singapura," kata Enggar.
Ia menjelaskan, Singapura telah mempunyai Free Trade Agreement dengan banyak negara, sementara Indonesia masih hitungan belasan negara.
"Jadi tetap melalui negara ketiga," jelasnya.
Ia yakin kemudahan pemasaran dapat terwujud lewat sejumlah perjanjian perdagangan. Selain pemasaran, Enggar dalam dua minggu ini segera mencabut sejumlah regulasi yang dianggap menghambat. Tujuannya untuk mempermudah arus masuk atau relokasi industri dari negara luar.
(hoi/hoi)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duh, Singapura Cuan Jadi Makelar Barang-Barang RI"
Post a Comment