Search

RI Genjot Kolaborasi Majukan Kawasan Rim Laut China Selatan

RI Genjot Kolaborasi Majukan Kawasan Rim Laut China Selatan

Batam, CNBC Indonesia - Indonesia melihat ada potensi kerja sama yang besar di antara geopark di kawasan Rim Laut China Selatan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi untuk memajukan kawasan tersebut.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (P3K) Multilateral Kementerian Luar Negeri Dindin Wahyudin, dalam acara The 29th Workshop on Managing Potential Conflict in the South China Sea di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (11/9/19).

"Kolaborasi di antara geopark di kawasan tersebut akan mendorong konservasi alam, konservasi budaya, dan pengembangan kerja sama ekonomi kreatif, khususnya pariwisata," ujarnya seperti dikutip siaran pers Kementerian Luar Negeri RI.

Dindin mengatakan beberapa area potensi kerja sama yang dapat dikembangkan antara lain melalui penetapan geopark network di kawasan Rim Laut China Selatan. Menurut dia, geopark network di Laut China Selatan bisa menjadi wadah berbagi best practices dan pembangunan kapasitas.

"Hal ini akan memajukan peran UMKM serta mengombinasikan paket-paket wisata dengan menghubungkan geopark di kawasan Laut China Selatan sebagai destinasi dan pasar wisata regional yang terpadu," kata Dindin.

Dalam acara yang dihadiri 54 pakar internasional itu, Dindin menyebut saat ini di kawasan Rim Laut China Selatan, terdapat setidaknya 46 Geopark yang tergabung di dalam UNESCO Global Geopark (GG). Keberadaan geopark nasional di berbagai negara terbukti telah membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sementara itu, Indonesia juga telah memiliki beberapa geopark, termasuk di antaranya Geopark Natuna yang terletak secara strategis di kawasan Rim Laut China Selatan. Menurut Dindin, Geopark Natuna secara resmi ditetapkan sebagai geopark nasional Indonesia pada 30 November 2018 dan Kementerian Luar Negeri saat ini terus secara proaktif mendorong dan mengawal upaya pencalonan Natuna sebagai salah satu UNESCO GG.

"Selain membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal, dengan meningkatkan arus investasi dan wisatawan, kehadiran Geopark di Natuna dapat bermanfaat bagi lingkungan dengan membantu terpenuhinya target tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs)," katanya.

Ia menyebut Indonesia bisa mencontoh Geopark Langkawi di Malaysia. Di wilayah itu terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, terutama setelah bergabung dengan jaringan UNESCO GG. Di Langkawi, jumlah wisatawan meningkat hingga 100% dalam jangka sembilan tahun, yaitu dari 1,8 juta di tahun 2006 menjadi 3,5 juta di tahun 2015.

Selain itu, investasi wilayah itu juga meningkat 100% dalam 6 tahun, yaitu dari Rp 15,2 triliun di 2006 menjadi Rp 43,3 triliun di 2012.

"Hal yang sama juga terjadi di geopark di Indonesia, di mana jumlah wisatawan ke Gunung Kidul meningkat hampir 100% dalam waktu enam tahun, dari 2 juta wisatawan di tahun 2012 menjadi 5,89 juta wisatawan di 2017," kata Dindin.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "RI Genjot Kolaborasi Majukan Kawasan Rim Laut China Selatan"

Post a Comment

Powered by Blogger.