Search

Hindari Krisis 98 Terulang, RI Harus Keluar dari Penyakit CAD

Hindari Krisis 98 Terulang, RI Harus Keluar dari Penyakit CAD

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai sebuah kawasan, ASEAN tak terpisahkan dari persoalan ekonomi global. Saat di dunia sedang terjadi perang dagang antara AS dan China, ekonomi negara-negara ASEAN termasuk Indonesia kena dampaknya.

"Pertumbuhan ekonomi hampir seluruh negara-negara ASEAN mengalami perlambatan ya," kata Ekonom Didik J Rachbini saat lakukan diskusi di Jakarta Selatan, Minggu (25/08/2019).

Dari persoalan terkini soal perang dagang yang menghantam negara-negara ASEAN, yang patut jadi pelajaran adalah bagaimana masing-masing negara menyikapinya agar bisa lolos dari persoalan global itu.

Didik dalam paparannya mengambil contoh saat 1998, negara-negara ASEAN sama-sama dihantam krisis, tapi masing-masing negara punya resepnya masing-masing, dalam menyelesaikan 'penyakit' ekonomi antara lain defisit transaksi berjalan (CAD), yang kini sedang mendera Indonesia. Dalam catatan Didik, Indonesia bersama negara-negara besar lainnya macam India, Turki, Afrika Selatan mengalami defisit transaksi berjalan di atas 2% dari PDB.

"Yang mungkin menarik membandingkan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam periode waktu dua dekade sejak 1997 sampai 2018," kata Didik.

Ia bilang kebanyakan negara-negara ASEAN dan tetangganya mengalami krisis tetapi setelah dua dekade tersebut perkembangan Indonesia dan negara tetangganya berbeda. Ada dua kelompok negara yang mengalami krisis karena guncangan nilai tukar 1997-98 dari Thailand 

Menurut Didik, kelompok pertama adalah kelompok yang rentan dan terkena imbas krisis nilai tukar, yaitu: Thailand, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan Indonesia
Sedangkan, kelompok kedua adalah negara yang kuat dan tahan krisis nilai tukar, yaitu (Taiwan, Hong Kong, Singapura)

"Apa bedanya? Kelompok yang pertama mengalami defisit neraca berjalan dan kelompok kedua tidak mengalaminya," kata Didik

Dari kejadian 1998, negara-negara macam Taiwan, Hong Kong dan Singapura tidak mengalami defisit neraca berjalan (CAD), namun Indonesia mengalaminya, dan setelahnya tak mampu memaksimalkan kesempatan pasca krisis.

"Indonesia tidak memanfaatkan momentum krisis, untuk membangun keunggulan daya saingnya, sehingga sampai saat ini defisit neraca berjalan terus membesar, sehingga tidak bisa tertangani dalam jangka pendek," tambahnya.

Kondisi tersebut akan terus melemahkan sektor investasi, nilai tukar dan perekonomian secara keseluruhan juga akan rentan terhadap gejolak eksternal, dalam hal ini yaitu perang dagang AS-China yang sedang berlangsung. (hoi/hoi)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hindari Krisis 98 Terulang, RI Harus Keluar dari Penyakit CAD"

Post a Comment

Powered by Blogger.