Batik Juga Bisa Jadi Ladang Investasi Lho, Mau Tahu Caranya?

Terlebih lagi, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi dari Indonesia yang merefleksikan perjalanan kebudayaan nusantara.
Kolektor Batik Dahlia Sardjono mengungkapkan, setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman motif batik, dan ini juga menjadi ciri khas di daerah masing-masing.
Misalnya, Cirebon yang terkenal dengan motif Megamendung, juga di daerah lain yang sudah lama terkenal seperti batik Solo, Pekalongan, Yogyakarta, dan Madura.
Tidak hanya di Jawa, daerah luar Jawa yang juga memiliki ciri khas batik adalah di Jambi dan Toraja, meski daerah tersebut tidak terlalu terkenal akan batiknya, tetapi mempunyai motif batik yang khas.
Dahlia menuturkan, harga batik ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah dari teknik mencanting, atau teknik dari membatik itu sendiri. Karena itu, biasanya harga batik tulis akan lebih mahal dibandingkan batik cap, atau printing.
"Mahal atau kurang mahal bukan ditentukan dari daerah, Jawa sudah lama memiliki batik. Mahalnya harga batik dilihat dari cantingannya, dari tekniknya, semakin rumit dan visual indah bisa berharga mahal," kata Dahlia Sardjono, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, dikutip Minggu (22/9).
CNBC Indonesia mencatat, di pasaran, harga batik tulis lawas kuno Oey Siok Kiem misalnya, bisa dibanderol seharga Rp 21 juta. Tidak hanya itu, batik tulis Tjoa Tiga negeri juga bisa dihargai Rp 40 juta.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan batik tulis bisa dijadikan sebagai instrumen investasi, pertama dari segi usianya, semakin langka dan tua harganya akan semakin mahal.
Apalagi batik tersebut memiliki nilai sejarah, harganya juga akan semakin tinggi. Di sisi lain, kualitas yang baik juga akan makin menentukan harga batik tulis tersebut, batik yang berkualitas pasti melalui proses yang panjang.
"Batik yang sudah ratusan tahun tentu bisa menjadi koleksi menarik, langka dan mahal harganya," kata Dahlia Sardjono menambahkan.
Bila mau berinvestasi di instrumen ini, beberapa keunggulannya antara lain batik menjadi aset fisik dan sangat pribadi dan bisa anda gunakan. Selain itu, investasi di batik tidak akan terpengaruh dari fluktuasi harga serta pengaruh gejolak ekonomi dan kecenderungan harganya mahal bila motif tersebut semakin langka.
Namun, beberapa kelemahan yang patut juga dicermati adalah pangsa pasar kolektor batik yang masih relatif terbatas, butuh perawatan khusus dan risiko rusak. Selain itu juga bisa rentan penipuan karena banyak tiruan.
(hoi/hoi)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Batik Juga Bisa Jadi Ladang Investasi Lho, Mau Tahu Caranya?"
Post a Comment