Harga Sawit Masih Rendah, Saham Emiten CPO Berguguran
Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di tingkat global masih berlanjut setelah menyentuh harga tertinggi dalam 7 bulan terakhir. Kondisi ini membuat harga saham produsen sawit dan indeks sektoral agribisnis pun turun 0,67% pada penutupan sesi I, Kamis ini (19/9/2019).Penghuni utama indeks agribisnis yang paling melemahkan sektor tersebut ialah duo saham blue chips yakni PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) milik Grup Astra yang turun 1,11% menjadi Rp 11.100/saham dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) milik Grup Salim yang terkoreksi 1,98% menjadi Rp 1.240/saham.
Emiten CPO lain yang juga menjadi pemberat adalah: PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang juga milik Grup Salim, dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dari Grup Sungai Budi, dan PT Eagle Plantations Tbk (BWPT) milik Grup Rajawali yang masing-masing turun 1,73%, 1,61%, dan 1,45%.
Selain nama-nama saham tersebut, saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) milik Keluarga Gozali asal Surabaya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) milik Grup Sampoerna, dan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) masih stagnan.
Satu emiten CPO yang sahamnya naik paling tinggi adalah PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar 2,68%.
Nama emiten CPO lain dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang lebih kecil lagi tetapi turut menguat hingga saat ini adalah PT Mahkota Group Tbk (MGRO) yang positif 0,59% dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) naik 0,99%.
Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia mulai Rabu (18/9) kemarin mengalami koreksi teknikal, karena aksi ambil untung (profit taking) setelah mencatatkan kenaikan tertingginya Rabu (17/9). Harga CPO pada Kamis (19/9) siang ini terpantau melemah tipis menjadi 0,09% di level RM 2.258/metrik ton.
Secara fundamental harga CPO masih punya ruang untuk kembali naik. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat stok CPO Tanah Air pada Juli sebesar 3,51 juta ton, turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu 3,55 juta ton.
Selain itu, prospek kenaikan permintaan juga akan mendongkrak harga CPO. Tahun ini, impor minyak sawit China diperkirakan mencapai 6,5 juta ton, naik drastis dari tahun lalu yang 5,3 juta ton. Konsumsi minyak sawit China meningkat 20% pada tujuh bulan pertama 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Sawit Masih Rendah, Saham Emiten CPO Berguguran"
Post a Comment