Jurus PLN Atasi Blackout: Gandeng TNI dan Studi ke London

Jakarta, CNBC Indonesia- Mencegah terjadinya kembali pemadaman listrik atau blackout seperti yang terjadi pada 4 Agustus 2019 lalu, PT PLN (Persero) siapkan setumpuk rencana pematangan pengalaman dan juga menggandeng mitra strategis.

Di antaranya adalah menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan melakukan studi banding ke London, Inggris, untuk melakukan benchmarking atau percontohan menangani kelistrikan.

Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, setidaknya ada enam program yang akan dilakukan untuk melakukan perbaikan kelistrikan di Indonesia.

Pertama, yakni menyempurnakan review defense scheme dan teknologi sistem kelistrikan di Jawa dan Bali. Dalam hal ini, pihaknya mengklaim telah menghubungi pihak manufaktur untuk melakukan scheme, serta melakukan studi banding ke London.

London dipilih sebagai benchmarking kelistrikan Indonesia, pasalnya London juga pernah mengalami pemadaman kelistrikan secara massal.

"Terkiat blackout di UK, London. Kemungkinan akan melihat perbandingan sistem kelistirikan di Indonesia dengan UK," tutur Sripeni dalam rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Selasa (10/9).

Kedua, PLN juga akan melakukan proteksi untuk pembangkit transmisi dan pelanggan. Dalam melakukan proteksi ini, PLN telah mengundang perusahaan manufaktur seperti GE dan Siemens untuk mengetahui teknologi-teknologi berkembang untuk bisa mengupgrade sistem pada transmisi kelistrikan.

Upaya ini ang akan dilakukan lainnya oleh PLN yakni melakukan pengamanan ROW jaringan listrik Jawa dan Bali bekerja sama dengan Mabes TNI, AD, AL, dan BIN.

"Untuk memudahkan kami melakukan pemeliharaan jaringan transmisi tersebut dan menimalkan sedikit mungkin triger risiko di transmisi, khusunya di 500kv yang ada di Jawa dan Bali," kata Sripeni melanjutkan.

Berkaitan dengan crisis center, PLN telah meningkatkan infrastruktur dari sisi pola teknologi, sistem komunikasi, sampai melalukan pelatihan dan simulasi.

Pasalnya, berkaca pada kejadian blackout pada Agustus lalu, call center PLN mengalami down, yang menimbulkan keterlambatan informasi, dan menimbulkan chaos.

"Juga akan memperbaiki juru bicara dan tata kela komunikasi. Serta akan memperbaiki tata kelola publikasi atau perbaikan konten media," kata Sripeni. (gus)