Melesat 17%, Saham APLN Dipompa Proyek Ibu Kota Baru?
Secara fundamental perseroan sebenarnya sedang mengalami kesulitan likuiditas. Ini membuat rating atau peringkat perusahaan diturunkan menjadi CCC- dari sebelumnya B- oleh Fitch Ratings.
Kenaikan risiko ini seiring dengan penundaan rencana perusahaan mencari pendanaan pada Mei 2019 yang akan digunakan untuk mendanai kembali obligasi domestik jangka pendek dan melunasi kredit sindikasi Rp 1,17 triliun.
Penurunan ini disebabkan karena kondisi likuiditas perusahaan yang terbatas untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) utang yang akan jatuh tempo 12 bulan ke depan.
Namun APLN mendapat sentimen positif. Sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi baru Ibu Kota Negara, APLN secara mengejutkan menampilkan iklan sebuah superblock properti milik mereka di Balikpapan, Kalimantan Timur dan iklan tersebut menjadi viral.
Sebetulnya banyak yang mengira proyek Borneo Bay adalah proyek gres yang membidik pindahnya Ibu Kota baru di Kaltim. Namun sebetulnya Borneo Bay bukanlah aktivitas baru bagi APLN, proyek ini sempat dimulai pada 2013.
Direktur APLN Agung Wirajaya mengatakan pemindahan Ibu Kota RI merupakan berkah.
"Ini berkah buat kami. Rencana pemindahan Ibu Kota ke Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara yang relatif berdekatan dengan lokasi Borneo Bay City ternyata makin meningkatkan minat masyarakat terhadap properti kami di sini," ujar Agung dalam siaran pers yang disampaikan pekan laku.
"Multiplier effect dari rencana strategis pemerintah ini akan berdampak positif kepada banyak hal. Terutama untuk mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia," jelas Agung lagi.
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Melesat 17%, Saham APLN Dipompa Proyek Ibu Kota Baru?"
Post a Comment