Simak! Inilah Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak terbatas sepanjang pekan ini dengan hanya mencatatkan penguatan 0,41% ke level 6.334,84. Hampir saja IHSG menduduki posisi bontot di antara bursa saham utama di kawasan Asia.Pada pekan depan, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia. Berikut ini peristiwa yang perlu diantisipasi sepanjang pekan depan menurut Tim Riset CNBC Indonesia.
Pertama, pandangan pelaku pasar tetap akan tertuju pada perkembangan friksi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, terutama setelah kedua negara saling menunjukkan iktikad baik mereka pekan ini.
Akan tetapi, indikasi kemesraan hubungan AS-China patut diwaspadai karena bisa saja ada kejutan yang memutarbalikkan keadaan. Terutama, bulan ini dijadwalkan ada pertemuan di level deputi sebelum pertemuan tatap muka di awal Oktober.
Seperti diketahui, pada Rabu (11/9/2019) Kementerian Perdagangan China memutuskan untuk mengecualikan 16 produk importasi asal AS di antaranya obat anti kanker, pelumas, dan pakan hewan, dilansir Reuters.
Perusahaan swasta Negeri Tirai Bambu juga dikabarkan telah melakukan pembelian yang cukup besar atas produk kedelai AS setidaknya 600 ribu ton, dikutip dari CNBC Internationals.
Selanjutnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui akun Twitter pribadinya bahwa kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar ditunda menjadi 15 Oktober, dari sebelumnya 1 Oktober.
Terlebih lagi, Trump memberi sinyal bahwa Washington dan Beijing bisa menekan kesepakatan dagang sementara.
Kedua, pekan depan akan menjadi minggu milik bank sentral. Hal ini dikarenakan tidak hanya Bank Indonesia yang akan merilis suku bunga acuan September, tetapi juga Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed).
Survei yang dilaksanakan oleh Reuters pada beberapa ekonom memprediksi bahwa baik BOJ dan The Fed akan memangkas suku bunga acuan mereka. Sedangkan BI diperkirakan akan mempertahan level suku bunga saat ini mengingat pada 2 pertemuan sebelumnya sudah memangkas hingga 50 basis poin (bps).
Jika prediksi tersebut benar adanya, tentu menjadi berita baik bagi pasar keuangan Ibu Pertiwi. Pasalnya, rupiah menjadi lebih seksi karena dapat menawarkan imbal hasil (tingkat suku bunga) yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrument keuangan berbasis dolar AS dan yen Jepang.
![]() |
Ketiga, tidak hanya suku bunga, pekan depan Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis data neraca perdagangan bulan Agustus pada Senin (16/9/2019) pukul 11:00 WIB.
Konsensus pasar memperkirakan neraca dagang Indonesia akan surplus US$ 0,19 miliar dari sebelumnya pada Juli tercatat defisit US$ 0,06 miliar, dilansir Trading Economis.
Keempat, beberapa data ekonomi penting dari negara-negara maju seperti data inflasi, neraca perdagangan, dan produksi industri juga akan dirilis pekan depan.
Informasi tersebut penting untuk dicermati investor untuk memperlihatkan bukti bahwa apakah benar beberapa ekonomi terbesar dunia terancam mengalami resesi. Berikut adalah jadwalnya
1. Produksi Industri dan penjualan ritel bulan Agustus China pada Senin (16/9/2019) pukul 09:00 WIB
2. Neraca dagang bulan Agustus Jepang pada Rabu (18/9/2019) pukul 06:50 WIB
3. Inflasi bulan Agustus Inggris pada Rabu (18/9/2019) pukul 15:30 WIB
4. Tingkat pengangguran Australia pada Kamis (19/9/2019) pukul 04:00 WIB
5. Transaksi berjalan kuartal II-2019 AS pada Kamis (19/9/2019) pukul 07:30 WIB
6. Penjualan rumah bulan Agustus AS pada Kamis (19/9/2019) pukul 09:00 WIB
7. Tingkat Inflasi bulan Agustus Jepang pada Jumat (20/9/2019) pukul 06:30 WIB
8. Tingkat bunga pinjaman 1 dan 5 tahun China pada Jumat (20/9/2019) pukul 08:30 WIB
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simak! Inilah Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan"
Post a Comment