Soal Laporan Kerentanan iPhone, Apple Tuding Google Bohong

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple Inc angkat suara soal kerentanan iPhone yang ditemukan peneliti Google. Menurut Apple laporan tersebut menciptakan "kesan salah" dan "memicu ketakutan".

Sebelumnya, Peneliti cybersecurity di Project Zero Google merinci sebuah temuan dalam blognya tentangnya ponsel iPhone bisa diretas melalui sebuah situs yang sudah terjadi setidaknya dalam dua tahun.

Namun, Apple menyebut hal tersebut tidak benar dan tidak ada eksploitasi terhadap ponsel iPhone.

"Serangan canggih itu difokuskan secara sempit, bukan eksploitasi iPhone secara luas atau massal seperti yang dijelaskan," ujar Apple melalui keterangan resminya, seperti dikutip dari CNNInternational, Senin (9/9/2019).

 Apple menambahkan situs-situs yang untuk mengeksploitasi kerentanan berjumlah kurang dan terutama menampilkan konten yang terkait dengan komunitas Uyghur, sebuah kelompok etnis yang mayoritas Muslim dari wilayah Xinjiang barat China.

"Posting Google, dikeluarkan enam bulan setelah tambalan iOS dirilis, menciptakan kesan keliru tentang 'eksploitasi massal' untuk 'memantau aktivitas pribadi seluruh populasi secara real time,' memicu ketakutan di antara semua pengguna iPhone bahwa perangkat mereka telah dikompromikan," Kata Apple. "Ini tidak pernah terjadi."

Foto: REUTERS/Ralph Orlowski

Pembuat smartphone iPhone ini juga membalas klaim Google tentang durasi serangan. "Semua bukti menunjukkan bahwa serangan situs web ini hanya operasional untuk jangka waktu singkat, kira-kira dua bulan, bukan 'dua tahun' seperti yang disiratkan Google," kata Apple.

Apple menambahkan perusahaan memperbaiki kerentanan pada Februari, 10 hari setelah mengetahui tentang mereka.

"Ketika Google mendekati kami, kami sudah dalam proses memperbaiki bug yang dieksploitasi," kata perusahaan.

Google membela laporannya dalam pernyataan kepada CNNInternational. "Project Zero memposting riset teknis yang dirancang untuk memajukan pemahaman tentang kerentanan keamanan, yang mengarah pada strategi pertahanan yang lebih baik," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

"Kami mendukung penelitian mendalam kami yang ditulis untuk fokus pada aspek teknis dari kerentanan ini. Kami akan terus bekerja dengan Apple dan perusahaan terkemuka lainnya untuk membantu menjaga orang-orang tetap aman saat online," katanya.

(roy/roy)