Search

Kabar Bagus dari China, Kabar Buruk Bagi Emas

Kabar Bagus dari China, Kabar Buruk Bagi Emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah lagi pada perdagangan Kamis (7/11/19) padahal di awal perdagangan menunjukkan tanda-tanda akan menguat melanjutkan performa Rabu kemarin.

Pada pukul 20:30 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.484,85/troy ons atau melemah 0,37% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, logam mulia ini sempat melemah 0,66% ke level US$ 1.480.53/troy ons.

Rabu kemarin, pejabat senior di pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan kepada Reuters jika penandatanganan kesepakatan dagang bisa ditunda hingga bulan Desember karena diskusi mengenai ketentuan kesepakatan masih berlangsungnya begitu juga dengan pembahasan tempat penandatangan yang masih belum ditentukan. 


Akibat mundurnya penandatangan tersebut, pelaku pasar cenderung berhati-hati dan mengantisipasi kemungkinan gagalnya kesepakatan kedua negara. Kehati-hatian tersebut membuat pelaku pasar kembali mengalihkan sebagian investasinya ke aset-aset aman seperti emas.

Namun, kini kabar bagus datang dari China. Melansir CNBC International melaporkan juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan baik AS maupun China setuju secara bersama-sama mambatalkan beberapa bea impor dalam beberapa tahap.

Feng mengatakan perundingan yang konstruktif dalam dua pekan terakhir membuat kedua negara sudah dekat dengan kesepakatan "fase pertama". Ia juga menegaskan hal yang paling penting untuk mencapai kesepakatan fase pertama adalah kedua negara harus membatalkan beberapa bea impor dengan porsi yang sama.

Kabar tersebut sontak memicu peningkatan selera terhadap risiko (risk appetite) para investor dan kembali masuk ke aset-aset berisiko. Dampaknya harga emas kembali tertekan. Selain itu bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga pada pekan lalu juga gagal mendongkrak kenaikan harga emas.


Pemangkasan suku bunga oleh The Fed seharusnya berdampak positif bagi harga emas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat suku bunga dipangkas, dolar AS cenderung melemah, dan harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya bisa meningkat.

Namun, nyatanya emas masih belum mampu naik kencang lagi, menyusul kemungkinan suku bunga di AS tidak akan dipangkas lagi. Saat memangkas suku bunga menjadi 1,5-1,75%, Gubernur The Fed Jerome Powell mengindikasikan suku bunga tidak akan dipangkas lagi, kecuali jika perekonomian Paman Sam kembali memburuk.

Dengan pernyataan tersebut, fokus investor tentunya tertuju pada kesepakatan dagang AS-China. Tercapai atau tidaknya penandatangan kesepakatan dagang kedua negara dapat menentukan bagaimana perekonomian AS nantinya, dan tentunya berdampak pada outlook suku bunga The Fed..

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kabar Bagus dari China, Kabar Buruk Bagi Emas"

Post a Comment

Powered by Blogger.