The Fed Beri Tekanan, Suku Bunga BI Bisa Selamatkan Rupiah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (19/9/19), membalikkan penguatan Rabu kemari.Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang memangkas suku bunga dini hari tadi memberikan tekanan bagi rupiah. Dampak dinamika global terhadap outlook perekonomian AS, serta inflasi yang rendah membuat The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%.
Meski demikian, The Fed kini menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,2%, dibandingkan proyeksi yang diberikan pada Juni lalu sebesar 2,1%, meski untuk proyeksi jangka panjang masih tetap 1,9%. Proyeksi inflasi masih tetap sebesar 1,9% di tahun ini, dan 2,5% untuk jangka panjang.
Dalam konferensi pers yang berlangsung usai pengumuman suku bunga, bos The Fed Jerome Powell mengatakan bisa saja melakukan pemangkasan suku bunga secara "beruntun" jika ekonomi menunjukkan pelambatan, tapi ia belum melihat hal tersebut saat ini.
Hal tersebut menunjukkan The Fed tidak terlalu dovish kali ini yang membuat dolar menguat. Apalagi ternyata keputusan The Fed kali ini tidak disepakati oleh para pengambil keputusan atau anggota voting.
Dua anggota FOMC tidak setuju The Fed memangkas suku bunga, satu lainnya meminta suku bunga dipangkas 50 bps.
Bahkan untuk arah kebijakan selanjutnya di sisa tahun ini juga menunjukkan perbedaan pendapat, ada yang ingin suku bunga tetap seperti sebelum dipangkas (2-2,25%) ada yang ingin mempertahankan di level saat ini (1,75-2%), dan ada yang ingin memangkas lagi sebesar 25 bps menjadi 1,5-1,75%.
Pelaku pasar masih belum bisa mencerna pasti, apakah The Fed akan kembali memangkas suku bunga atau tidak. Semua akan tergantung bagaimana kinerja ekonomi AS, serta perkembangan dinamika global.
Setelah The Fed, giliran Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan suku bunga mulai pukul 14:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warijyo dan sejawat akan kembali menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25%
Jika hal tersebut sampai terjadi, berarti BI memangkas suku bunga dalam tiga bulan berturut-turut. Inflasi yang bisa terus terjaga memberikan ruang bagi BI untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter. Selain itu, memasuki kuartal III-2019, neraca perdagangan RI mencatat defisit tidak terlalu besar di bulan Juli, kemudian berbalik surplus di bulan Agustus meski tidak terlalu besar juga.
Bisa dikatakan neraca perdagangan RI lebih stabil di kuartal III-2019, sehingga defisit neraca pembayaran (current account deficit/CAD) bisa membaik.
Melihat respon pelaku pasar yang positif dalam dua kali pemangkasan suku bunga sebelumnya, bisa jadi jika BI kembali memangkas suku bunga sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, rupiah akan berbalik menguat melawan dolar AS.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(pap/pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "The Fed Beri Tekanan, Suku Bunga BI Bisa Selamatkan Rupiah?"
Post a Comment