Search

Dari Dibully hingga Dipuji, Ini Kisah Mitra GrabCar Tuli

Dari Dibully hingga Dipuji, Ini Kisah Mitra GrabCar Tuli

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjadi berbeda mungkin tidak mudah, apalagi seseorang yang memiliki gangguan pendengaran alias tuli.

Adalah Ivan Okta Putra (29) yang bisa membuktikan jika berbeda ternyata bisa maju dan percaya diri dengan profesi yang dijalani. Ivan merupakan salah satu mitra Grab yang tuli

Dibantu Juru Bahasa Isyarat, Tamiang, Jumat (8/11/2019) CNBC Indonesia menemui Ifan di kawasan Senayan, Jakarta. Sedikit gugup, Ivan menceritakan dengan awal dirinya bergabung dengan Grab sebagai driver GrabCar.

"Bergabung pada Januari 2019, sudah 11 bulan. Awalnya gugup (Menjadi) driver membawa penumpang, tapi lama-lama terbiasa," ujarnya menggunakan bahasa isyarat.

Laki-laki yang berdomisili di Bandung ini juga bercerita, selain menjadi Driver GrabCar, dirinya juga memiliki pekerjaan lain. Pekerjaan ini merupakan hobi, yang dia tekuni sejak duduk di bangku kuliah jurusan Design Komunikasi Visual (DKV) Unikom, Bandung.

"Saat ini saya freelance fotografer, foto produk baju, lanskap, wedding, lalu saya juga aktif sebagai videografer, dan tergabung di komunitas fantasi tuli. Saya juga sebagai Grab driver. Kalau ada kegiatan lain, (Grab) offline dulu," terangnya.

"Saya juga punya kegiatan di organisasi kepemudaan, gerakan untuk kesejahteraan tuna rungu indonesia (GERKATIN) Jawa Barat, wakil sekretaris, juga sebagai guru peserta dengar di Bandung," imbuhnya.

Dari Dibully hingga Dipuji, Ini Kisah Mitra GrabCar TuliFoto: Kisah Mitra Grab Tuna Rungu, Dipuji Hingga Dibully

Karena harus mencari tambahan uang, Ivan akhirnya mengiyakan ajakan temannya menjadi Driver GrabCar. Sempat terjadi masalah saat mendaftar, karena salah satu persyaratan adalah harus memiliki SIM B, sedangkan yang Ifan miliki adalah SIM A.

"Sempat diskusi, dan bisa. Deg-deg-an pas awal karena belum terbiasa dengan sistemnya," ungkapnya.

Banyak kejadian selama 11 bulan dirinya menjadi driver GrabCar. Salah satu yang dia ingat adalah saat mengantar penumpang ke daerah Cimahi. Sempat terlibat komunikasi, hingga akhirnya tiba di rumah tujuan sesuai peta.

Setelah beberapa waktu, Ivan menyadari ada yang mengikuti atau follow dirinya di akun Instagram @Vanop467. Dirinya sadar, itu adalah penumpang yang pernah diantarnya.

"Mungkin karena saya tulis nama saya di kursi belakang. Lihat foto saya bagus. Jadi minta tolong untuk foto, dan berlanjut," terangnya.

Sebagai Driver GrabCar tuli, memang ada beberapa hal yang berbeda. Misalnya, selain pada aplikasi tertulis "Mitra Tuna Rungu", pada kursi mobil juga tertulis nama.

Bahkan, Ivan sempat mengadopsi salah satu cerita yang pernah dia ketahui, yang terjadi di Malaysia. Di negara tetangga itu, ada pula mitra Driver Tuna Rungu yang menggunakan sejumlah isyarat yang ditulis pada kertas sebagai petunjuk, dan diletakkan di dalam armada Grab.

"Ada Halo..Terima Kasih.. Gambar isyarat itu, sebelumnya ngga ada, saya lihat dan adopsi ke bahasa Indonesia. Penumpang jadi tahu," ujarnya lagi.

Sebagai Driver yang berbeda pula, Ivan menggunakan berbagai cara. Misalnya jika penumpang duduk di depan, Ivan akan menyampaikan untuk berbicara pelan-pelan. Namun jika penumpang di belakang, Ivan meminta untuk memberi petunjuk belok ke kiri atau kanan dengan menepuk pundak.

Tak hanya pengalaman menyenangkan, pengalaman tidak enak juga pernah dia dapatkan. Ivan mengaku masih bisa mendengar meski samar. Saat menjemput penumpang, dia sadar jika diejek karena tuna rungu.

"Diejek. Agak diskriminasi. Saya paham etika driver. Mereka bilang Sudah sampai tempatnya di lokasi tapi saya bilang lokasi tidak sesuai di map. Ada tarif tambahan. Akhirnya bapaknya minta maaf, dan kasih tarif tambahan. Saya lega," ujarnya.

Ivan mengaku sehari bisa menyelesaikan 18 trip. Saat ini Trip-nya bahkan sudah bertambah hingga 19 setiap hari. Ivan mengaku menikmati pekerjaannya.


Dirinya berpesan untuk teman-teman tuli semoga ini bisa menjadi motivasi. Menurutnya, karena tuli harus bisa menunjukkan kemampuan. Meski dengan kemampuan dan minat berbeda, setiap orang menurutnya bisa meraih cita-citanya.

"Harus PD, berjuang lagi. Berani. Dan harus berjuang kita bangga sehingga kelak SDM tuli bertambah (kemampuan) banyak yang tampil. Terima kasih," tutupnya.

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dari Dibully hingga Dipuji, Ini Kisah Mitra GrabCar Tuli"

Post a Comment

Powered by Blogger.