Ini Alasan Investor Swasta Enggan Garap Jargas
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimudin Baso mengatakan pembangunan jaringan gas (jargas) belum terlalu dilirik investor swasta karena nilai keekonomiannya yang masih rendah.Harga jual untuk Rumah Tangga-1 (RT-1) paling banyak sebesar Rp 4.250/M3 dan untuk Rumah Tangga 2 (RT-2) paling banyak sebesar Rp 6.000/M3. "Selama ini pelanggan kecil ditetapkan di harga tertentu cuma Rp. 4.250 perak per metrik kubik," ungkapnya di Kementerian ESDM, Jumat, (15/11/2019).
Harga yang murah untuk rumah tangga kecil secara keekonomian kurang. Pemerintah akan mendorong pembangunan jargas melalui kerjasama antara pemerintah dengan pengusaha. Menurutnya tujuan pemerintah ingin masyarakat kecil tetap terlayani.
"Ketika dia akan bundling dengan komersial ya tentu harus dimungkinkan itu supaya dari sisi OM (Operation And Maintenance) bisa dilakukan," jelasnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan kalau ada badan usaha swasta yang mau bangun jargas, skemanya akan sama. Karena di dalam Perpres, imbuhnya, dimungkinkan juga swasta. Penyesuaian harga bisa dilakukan demi menarik investasi dari pihak swasta. Saat ini menurutnya sambungan jargas belum sampai 1 juta sementara targetnya 4,7 juta sampai 2025.
"Kalau mengenai penyesuaian-penyesuaian nanti kita lihat, misalnya maunya di harga, misal Rp. 8 ribu untuk rumah tangga supaya dia sehat nanti kan itu pimpinan yang jelaskan, tapi intinya gini kalau dari arahan pak menteri kita ingin upscale," imbuhnya.
(dob/dob)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Alasan Investor Swasta Enggan Garap Jargas"
Post a Comment