Luhut Sebut Proyek Pelabuhan Patimban Rp 8 T Masih Bermasalah
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat yang rencananya akan beroperasi pada pertengahan tahun 2020 mendatang disebut Luhut masih ada masalah. Proyek ini termasuk strategis karena akan memecah arus barang ke barat yang menuju Pelabuhan Tanjung Priok dari kawasan industri di Bekasi dan Karawang, ke arah timur."Mengenai (Pelabuhan) Patimban masih ada sedikit masalah. Minggu depan kita rapatkan," kata Luhut di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (15/11/2019) malam.
Namun, Luhut tak secara detail menjelaskan apa masalah di proyek ini. Namun, yang pasti salah satu masalah yang mengganjal Pelabuhan Patimban, adalah soal akses menuju lokasi. Pembangunan akses yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) disebut terkendala pembebasan lahan.
Dalam proses perjalanannya, Jepang tertarik masuk untuk berinvestasi di pelabuhan yang berlokasi di Subang tersebut. Jepang memang punya kepentingan karena Pelabuhan Patimban akan menopang aktivitas industri Jepang di Karawang dan Bekasi terutama otomotif dan lainnya. Namun, investor Jepang masih perlu kepastian investasi dalam beragam aturannya.
"Seperti pelabuhan, seperti Patimban mereka perlu celah-celah perlu perbaikan," lanjut Luhut.
Proyek Pelabuhan Patimban ini meleset dari rencana semula di Desember 2019. Pelabuhan ini diharapkan menjadi penopang kawasan industri di sisi timur Jakarta, yang banyak berdiri industri otomotif.
Operasional yang ditargetkan dibuka pada April-Mei 2020 adalah car terminal atau terminal untuk bongkar muat mobil. Sedangkan untuk tahap I secara keseluruhan dijadwalkan rampung akhir 2020.
"Pelabuhan Patimban adalah proyek strategis nasional yang harus kita selesaikan tahun depan. Saya melakukan pengecekan segala sesuatu berkaitan dengan progres," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Juni lalu.
Dengan adanya Car Terminal di Pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Car Terminal Pelabuhan Patimban ini nantinya memiliki kapasitas tampung 250 ribu sampai 300 ribu kendaraan per tahun. Pembangunannya sendiri dilaksanakan dalam 3 tahap.
Pada tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,5 juta peti kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU). Pada tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta Teus.
Pada Juli 2018, Kementerian Perhubungan telah melakukan lelang kontraktor untuk pembangunan Pelabuhan Patimban fase 1 paket 1, 2, dan 3 dengan total nilai Rp 8,99 triliun yang berasal dari pinjaman.
(hoi/hoi)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Luhut Sebut Proyek Pelabuhan Patimban Rp 8 T Masih Bermasalah"
Post a Comment