Search

Tak Hanya IHSG, Rupiah Juga Loyo Minggu Ini

Tak Hanya IHSG, Rupiah Juga Loyo Minggu Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Garuda mencatatkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat minggu ini. Kabar yang datang tak mampu mengangkat rupiah naik dibandingkan posisinya minggu lalu.

Pekan ini, rupiah mencatatkan pelemahan terhadap dolar AS sebesar 0,41%. Pelemahan terhadap mata uang Paman Sam juga dialami oleh yuan yang terkoreksi 0,17%, dolar Singapura ambles 0,1%, rupee turun 0,35% dan ringgit Negeri Jiran yang anjlok 0.5%.

Rupiah menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam kedua setelah ringgit Malaysia. Sementara itu, mata uang yang mencatatkan penguatan terhadap dolar minggu ini (w-o-w) adalah yen Jepang, baht Thailand dan dolar Hong Kong.

Perdagangan pekan ini diwarnai oleh kesimpangsiuran kelanjutan negosiasi dagang antara AS-China. Sempat terdengar kabar bahwa keduanya sepakat menghapus bea masuk yang dikenakan pada produk AS maupun China.

Tak lama setelah kabar tersebut beredar, Trump akhirnya angkat bicara dan membantah isu tersebut. Dirinya menyebut belum menyetujui apa pun dan mengatakan bahwa China lebih ingin membuat kesepakatan ketimbang AS. Dalam kesempatan lain, pada pidatonya di acara New York Economic Club, Trump menyebut China curang.

"Sejak China masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001, tidak ada negara yang memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sebaik China. Saya tidak akan mengatakan "curang", tapi tidak ada yang lebih curang dari China, saya akan mengatakan itu" kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.

Setelah membuat pelaku pasar kebingungan, akhirnya kabar gembira datang dari penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow. Larry menyebut negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif.

Larry mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon. Tentu ini adalah sentimen yang positif untuk rupiah.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) secara mengejutkan melaporkan surplus neraca perdagangan RI. BPS mengumumkan ekspor Oktober 2019 terkontraksi atau turun 6,13% year-on-year (YoY) dan impor turun 16,39% YoY.

Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 160 juta.

Padahal pelaku pasar memperkirakan neraca perdagangan bakal defisit. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan angka defisit neraca perdagangan sebesar US$ 300 juta. Sementara konsensus dari Reuters dan Bloomberg juga meramal terjadi defisit masing-masing US$ 280 juta dan US$ 240 juta.

"Surplus ini tercipta bukan karena ekspor naik, tetapi impor turun lebih dalam. Lebih bagus kalau ekspor tumbuh sementara impornya turun," kata Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (15/8/2019).

Nyatanya sentimen positif pekan ini tersebut tetap saja tak mampu membuat rupiah menguat dibanding posisinya minggu lalu. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tak Hanya IHSG, Rupiah Juga Loyo Minggu Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.