Search

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi Dahlan

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi Dahlan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, akan menjadi 'masa lalu' setelah cadangan minyak di Arab Saudi habis sehingga pemerintah Saudi tengah menyiapkan pendapatan masa depan di sektor lainnya.

"Setelah minyak mentah habis, Aramco hanya akan menjadi masa lalu. Harus ada gantinya. Neom City adalah calon pengganti Aramco," kata Dahlan, dalam tulisan terbarunya di situs pribadinya, disway.id, berjudul "Neo Mustaqbal' atau masa depan baru, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (6/11/2019).

Dahlan mengungkapkan Saudi akan mengukir sejarah baru. Pertama, negeri Arab itu akan mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan minyak milik negara tersebut yakni Saudi Aramco yang memiliki valuasi mencapai US$ 2 triliun atau Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai yang belum ada duanya di dunia, menurut Dahlan.


Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi DahlanFoto: Dahlan Iskan (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom)

Kedua, hasil dana IPO yang nilainya belum ketahuan itu akan digunakan untuk membangun kota, yang juga belum ada duanya, kata Dahlan. "Namanya Neom City, kota نيوم," kata menteri BUMN periode 2011-2014 ini.

Kota baru itu letaknya tak terpikirkan oleh orang biasa: berada di pojok utara negara itu, di Provinsi Tabuk. Kota inilah yang akan menjadi mustaqbal atau masa depan Arab Saudi yang baru.


"Lokasi ini sepelemparan batu dari Mesir. Berbatasan pula dengan Israel dan Jordania. Boleh dikata Neom berada di segitiga sangar itu. Dengan Mesir sebenarnya tidak berbatasan. Ada jarak di antara dua wilayah. Jarak itu berupa laut sempit: Selat Aqaba. Di ketiak Laut Merah. Tidak jauh dari mulut selatan Terusan Suez," jelasnya.

"Itulah kota masa depan, sesuai dengan namanya: Neom. Singkatan dari Neo dan huruf M, awal dari kata Mustaqbal."

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi DahlanFoto: Kondisi fasilitas minyak Aramco usai serangan drone (REUTERS/Hamad l Mohammed)

"Neo, dari bahasa Yunani, Anda sudah tahu artinya. Mustaqbal, dari bahasa Arab, Anda pun sudah tahu maknanya: masa depan. Maka kota itu bisa digelari baru, Mustaqbal pula. Boleh dikata Neom adalah neo Aramco."

Menurut Dahlan, dari go public Aramco itulah diharapkan Saudi bisa mendapat uang US$ 300 miliar atau Rp 4.200 triliun, guna menyangga biaya pembangunan kota tersebut sebesar US$ 500 miliar. Artinya kurang US$ 200 miliar lagi yang akan dicari dari investor.

"Ups, kekurangannya saja sekitar Rp 2.800 triliun. Bagi saya angka itu begitu abstrak. Menghitung jumlah nolnya saja lelah. Tapi bagi Saudi 15 nol itu kelihatannya mudah: akan ditutup dari para investor."

"Untuk apa membangun kota yang begitu mahal? Itu untuk jaga-jaga. Setelah minyak mentah habis, Aramco hanya akan menjadi masa lalu. Harus ada gantinya. Neom City adalah calon pengganti Aramco. Dari menatap masa lalu ke menengok masa depan. Itulah strategi jangka panjang Saudi," katanya.

Mantan CEO Jawa Pos ini mendeskripsikan bagaimana Arab akan menyiapkan kota tersebut, menopang negara tersebut di masa mendatang ketika sumber minyak terus berkurang.

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi DahlanFoto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)

"Kota baru itu bukan lagi angan-angan. Langkah pertama sudah diayunkan. Bandaranya sudah dibangun. Sudah jadi. Sudah dioperasikan empat bulan lalu. Nama bandara itu Neom Bay Airport. Di bibir pantai Laut Merah. Panjang landasannya 3.757 meter. Untuk sementara."

Sebagian perumahan juga sudah selesai dibangun. Sebagai pijakan awal untuk proyek masa depan, Saudi 2030. "Sebuah konsep jangka panjang yang dicanangkan pangeran MbS, Mohamad bin Salman. Yang kini punya kekuasaan penuh. Yang baru berumur 35 tahun."

"Di kota baru itu nanti segalanya serba baru. Sumber energinya 100 persen baru. Green, dari tenaga matahari dan angin. Sistem taxi dalam kotanya benar-benar baru: taksi terbang. Semua pembantu rumah tangganya juga baru: robot. Yang bisa bicara. Istri penghuninya: istri masing-masing."


Dahlan mengatakan Kota Neom akan jadi pusat wisata dunia yang lengkap dengan adanya laut, gurun dan gunung.

"Di dekat situ ada gunung yang tingginya 2.500 meter Gunung batu. Di pantainya akan dibangun surga dunia. Di atas gunungnya akan dibangun bulan buatan. Di gurunnya akan dihidupkan kembali dinosaurus, dalam bentuk robot. Semua itu akan membuat kasihan pulau wisata Mesir di seberangnya. Kasihan pula piramidnya. Pun pegunungan Petra Israel di utaranya."

Namun dia menyingung proyek di Saudi yang juga terkendala yakni proyek di Jeddah, Menara Kingdom. "Tidak cukup dana lagi untuk meneruskan Menara Kingdom. Gedung baru yang diniatkan untuk menyaingi Burj Khalifa di Dubai. Menara Kingdom akan menjadi gedung tertinggi di dunia, dan tidak akan ada yang menyainginya lagi. Tingginya: 1 km. Menurut rencana."

"Proyek itu kini macet. Kekurangan dana. Padahal tahun ini mestinya sudah selesai. Saya sudah ingin ke Jeddah. Hanya untuk merasakan lift-nya. Yang merk KONE. Yang dibuat dua tingkat. Entah seperti apa rasanya. Semua daya tarik di tanah Arab akan tersedot oleh vacuum cleaner baru seharga 15 nol bernama Neom. Atau malah akan mendapat berkah darinya?

"Pokoknya Neom tidak harus sukses. Uang turis dianggap sebagai pengganti petrodolar."

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi DahlanFoto: Presiden Jokowi Akan Bertemu Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman/Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden

"Pangeran MbS pun menunjuk tokoh sekelas Klaus Kleinfeld sebagai CEO Neom City. Kalangan bisnis internasional tahu siapa Kleinfeld: pernah menjadi CEO Alcoa New York. Pernah juga menjabat CEO Siemens Munich, Jerman. Kleinfeld-lah yang membangkitkan kembali Siemens.

Dahlan mengalaisis, pembangunan Neom sendiri sempat tersendat, karena setahun setelah pencanangannya terjadilah kehebohan yang juga belum ada duanya: seorang wartawan Saudi dibunuh, sampai mayatnya pun lenyap yakni Jamal Khashoggi.

"Hari itu Khashoggi ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Untuk mengurus surat nikah. Dijanjikan akan dibantu oleh petugas konsulat. Wartawan kritis ini lenyap di situ. Pembunuhnya pun belum ada duanya. Anda sudah tahu: serombongan manusia yang datang dengan mencarter pesawat. Dua pesawat khusus. Diterbangkan dari ibu kota Arab Saudi. Hebohlah seluruh dunia."


Peristiwa itu sempat membuat IPO Aramco pun tertunda. Pun proyek Neom. "Banyak arsitek yang mengundurkan diri, sebagai protes atas pembunuhan itu."

Kini soal Khashoggi sudah mulai dilupakan. Dugaan keterlibatan Pangeran MbS juga sudah tidak banyak diungkit. Rencana go public Aramco pun diteruskan. "Senin kemarin adalah pengumuman resminya. Dunia keuangan terkaget-kaget. Sumber dana akan kesedot ke sana." 

Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi DahlanFoto: Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman terlihat selama KTT G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Marcos Brindicci
"Toh masih tetap yang terbesar dalam sejarah pasar modal. Itu masih lebih besar dari Apple ditambah Google ditambah Exxon ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Laba tahun lalunya saja US$ 111 miliar."

Lalu pertanyaannya, berapa persenkah saham Aramco yang akan dilepas ke pasar modal?

Dahlan menjawab pertanyaan yang dia ajukan sendiri dalam tulisannya.

"Persentase itu juga sangat dinanti. Selentingan menyebutkan hanya akan 5 persen. Kurang menarik. Itu pun dibagi dua: 3 persen di pasar modal New York, 2 persen di pasar modal Saudi sendiri. Kian kurang menarik."

Namun yang menarik, potensi pendapatan dari pelancong, haji dan umroh di depan mata.

"Kebanyakan kita mungkin akan lebih menarik ke haji atau umrohnya. Dengan rute baru: Mekah-Madinah-Neom. Sebentar lagi visa haji dan umroh boleh ke mana saja. Tidak hanya untuk Mekah-Madinah. Saudi harus jualan Neom habis-habisan. Rute baru pun akan sangat populer. Mekah Al Mukarromah.Madinah Al Munawwarah. Neom Al Ainul Jannah."

(tas/hps)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi Dahlan"

Post a Comment

Powered by Blogger.