Search

Top! Baht Raja Mata Uang Asia Tahun Ini, Rupiah Posisi Tiga

Top! Baht Raja Mata Uang Asia Tahun Ini, Rupiah Posisi Tiga

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurang dari dua bulan lagi tahun 2019 akan berakhir. Di pasar mata uang Asia, dolar Amerika Serikat (AS) ternyata tidak begitu perkasa, hingga akhir Oktober lalu beberapa mata uang utama masih mampu menguat melawan the greenback.

Perang dagang AS dengan China, pelambatan ekonomi global, serta pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di beberapa negara menjadi penggerak pasar mata uang di tahun ini.

Perang dagang AS-China sebentar lagi akan berakhir, kedua negara sedang melakukan perundingan kesepakatan dagang fase satu, yang rencananya akan ditandatangani dalam beberapa pekan ke depan. Harapannya seperti itu, tetapi hasil akhirnya masih belum ada yang tahu.


Akibat perang dagang dua raksasa ekonomi dunia tersebut, perdagangan internasional menjadi tersendat. Efeknya beberapa negara mengalami pelambatan ekonomi, bahkan terancam mengalami resesi.

Akibat pelambatan ekonomi tersebut, beberapa bank sentral di Asia memangkas suku bunga untuk merangsang perekonomian agar melaju lebih kencang.

Bank Indonesia (BI) sudah memangkas suku bunga dalam empat bulan beruntun di tahun ini, agar bisa memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Produk domestik bruto (PDB) di kuartal III-2019 tercatat sebesar 5,02%, menjadi yang terendah sejak kuartal II-2017.

Meski sudah memangkas suku bunga sebanyak empat kali, ternyata BI masih kalah agresif dibandingkan bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI). Sepanjang tahun ini RBI sudah memangkas suku bunga sebanyak lima kali. Penyebabnya sama India mengalami pelambatan ekonomi.

Kemudian ada lagi bank sentral Korea Selatan yang memangkas suku bunga sebanyak dua kali, bank sentral Malaysia memangkas suku bunga satu kali. Semua mengalami masalah yang sama, pelambatan ekonomi.

Secara teoritis, pemangkasan suku bunga akan menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang, kurs rupee India, won Korea Selatan, dan ringgit Malaysia, mengalami pelemahan hingga 31 Oktober lalu. Won Korea Selatan menjadi mata uang terburuk di tahun ini setelah melemah 5,07%. 

Rupiah mengalami anomali, meski BI memangkas suku bunga empat kali, Mata Uang Garuda masih perkasa di hadapan dolar AS. Tapi perkasanya rupiah belum sanggup membawanya menjadi raja Asia di tahun ini.

Baht Thailand menjadi raja Asia setelah mencatat penguatan 6,79% melawan dolar AS hingga akhir Oktober lalu. Saking kuatnya perkasanya, bank sentral Thailand sampai harus menurunkan suku bunga sebanyak dua kali dalam tiga bulan terakhir, guna meredam penguatan bath.

Hingga akhir Oktober lalu, kurs bath sudah mencapai level terkuat dalam lebih dari enam tahun terakhir, dan memangkas bank sentral Thailand memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 1,25% pada Rabu (6/11/19) pekan lalu.

Setelah baht, peso Filipina menjadi runner up terbaik Asia di tahun ini setelah menguat 3,19%. Rupiah, mata uang kebanggaan Indonesia melengkapi tiga besar mata uang terbaik Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/dru)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Top! Baht Raja Mata Uang Asia Tahun Ini, Rupiah Posisi Tiga"

Post a Comment

Powered by Blogger.