Duh, Program Digitalisasi SPBU Pertamina Molor

Jakarta, CNBC Indonesia -Pertamina melakukan digitalisasi SPBU dengan cara memasang alat ukur di tangki SPBU, memasang sensor di pipa nozle hingga memasang perngkat server untuk proses transaksi.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Masud Khamid mengatakan hingga hari ini ada 5.518 SPBU instalasi alat ukur sudah selesai dilakukan. Tercatat pula sudah terpasang 1.400 EDC dari rencana 22 ribu unit.

"Manfaatnya kita bisa memonitor berapa SPBU yang dibeli, ditebus. Berapa BBM yang ditebus dan berapa yang dijual. Sisa stok berapa, sehingga untuk memonitor BBM subsidi mudah, bagus," katanya saat konferensi pers di Kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Manfaat lainnya adalah, stok bisa terpantau karena akan mudah diketahui SPBU mana yang stoknya mulai menipis. Menurutnya, selama ini memang kondisi terkait stok BBM tidak terpantau, bahkan tak jarang baru diketahui saat stok sudah menipis.

"Manfaat lain akan tahu SPBU mana yang penjualannya untuk BBM subsidi tidak wajar," katanya.

Pertamina menyiapkan skema pembayaran bagi konsumen menggunakan LinkAja. sebab, melalui aplikasi tersebut nantinya ada rekam jejak siapa pembeli karena di dalamnya menyimpan data pribadi seperti no ponsel dan EKTP.

"Tahun 2020 akan masuk ke nomor kendaraan. Saya sudah bicara kakorlantas, minta data base kendaraan. Kami akan integrasikan data ini, kami akan tahu siapa pembeli, SPBU mana, berapa kali dia beli," jelasnya lag.

Dia tak menampik jika program digitalisasi ini memang lambat pelaksanaannya. Awalnya, target penyelesaian program ini akhir tahun 2018, namun diperkirakan akan mundur hingga akhir tahun ini.

"Konstruksi SPBU kita bukan SPBU baru, kami sangat hati-hati, untuk melakukan instlasi, ini yang buat mundur. tidak ada alat ukur atau soket di spbu itu, jadi bekerja dari nol. Pekerjaan itu dilakukan setelah SPBU tutup," ujarnya. (gus/gus)