Sedia Payung Sebelum Resesi: Menteri Jokowi Rapat Seharian

Jakarta, CNBC Indonesia - Risiko resesi yang sudah dialami sejumlah negara membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergerak cepat agar situasi ini tidak dialami oleh Indonesia.
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tak memungkiri bahwa situasi perekonomian dunia memang cukup membuat pemerintah meningkatkan kewaspadaan.
 
"Kita dalam posisi yang baik dan tetap kehati-hatian yang tinggi. China ekonominya melambat, Amerika juga begitu," kata Luhut si kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/9).
 
"Hong Kong belum ada kepastian, Brexit belum jelas, Jerman sudah hampir resesi, Uni Eropa juga. Tapi kita masih cukup baik sampai hari ini," katanya.
 
Luhut menegaskan pemerintah sudah bergerak cukup cepat dalam mengantisipasi risiko resesi, apalagi setelah jajaran Bank Dunia menemui Jokowi beberapa waktu lalu.
 
"Tadi rapat seharian itu mau memangkas semua peraturan yang bisa menghambat investasi masuk ke Indonesia. Jadi sekarang strateginya menjemput investor dan mereformasi peraturan," katanya.
 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengakui risiko resesi yang sudah terjadi di beberapa negara memang berpotensi berimbas ke banyak negara.
 
"Jadi sekarang kita harus melihat risiko itu dan mengantisipasi. Misalkan mempertahankan daya beli, memastikan inflasi rendah, mendorong investasi," jelasnya.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, situasi perekonomian global saat ini digambarkan seperti sebuah awan hitam yang menyelimuti dunia.
 
Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia itu, ada atau tidaknya risiko resesi yang menghampiri Indonesia, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menangkal hal tersebut.
 
"So what? Kita ada atau tidak ada resesi, kita harus mempersiapkan diri. Ibaratnya walaupun cuaca cerah, cuaca ekonomi global itu mendung. Bisa hujan bisa tidak. Tapi walau tidak jadi hujan, payung harus disiapkan," katanya.

(hoi/hoi)