Search

Upaya Terobos Rp 13.900/US$ Buyar, Rupiah Membal ke 14.000-an

Upaya Terobos Rp 13.900/US$ Buyar, Rupiah Membal ke 14.000-an

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (16/9/19), setelah mencatat pelemahan empat pekan beruntun.

Mata Uang Garuda bahkan sempat menyentuh level 13.900/US$ pada perdagangan Jumat (13/9/19) lalu, sehingga harapan akan bisa menembus ke bawah level tersebut sempat membuncah. Apalagi persepsi pelaku pasar akan kondisi ekonomi global sedang bagus-bagusnya sejak pekan lalu.

Namun harapan tersebut buyar. Rupiah justru melemah dan kembali ke atas 14.000/US$. Persepsi pelaku pasar seketika berubah akibat potensi terjadinya perang Teluk III.

Sebagaimana diketahui pada Sabtu pekan lalu, dua fasilitas milik Saudi Aramco diserang pesawat nirawak alias drone. Serangan ini menyebabkan kebakaran di dua fasilitas milik perusahaan minyak tersebut.

Sekitar 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq.

Fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, ini menjadi lokasi ladang minyak utama. Sedangkan fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco.

Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi Amerika Serikat (AS) justru menuding Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.

Tuduhan dari AS tersebut tentunya kembali meningkatkan ketegangan dengan Iran. Hubungan dua negara ini sebelumnya sudah memburuk sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran. Trump malah menerapkan sanksi ekonomi kepada Iran.

Presiden Trump kini menyatakan bersiap untuk memberikan serangan balasan, tapi masih menunggu Pemerintah Arab Saudi memastikan siapa pelakunya.

Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.

Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.

"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.

 

AS dan Iran sudah bersiap angkat senjata. Kalau situasi memburuk dan ada pemantik lebih lanjut, bukan tidak mungkin Perang Teluk Jilid III bakal meletus. Kecemasan akan Perang Teluk Jilid III, plus aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat empat pekan beruntun membuat rupiah mengalami tekanan hebat pada hari ini.

Tekanan bagi rupiah sedikit mereda setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia mengalami surplus di bulan Agustus.

BPS merilis laporan ekspor dan impor pada Agustus 2019. Ekspor tercatat US$ 14,28 miliar sementara impor mencapai US$ 14,20 miliar. Dengan demikian surplus pada Agustus 2019 untuk neraca dagang mencapai US$ 85,1 juta, membaik dari defisit US$ 60 juta di bulan Juli.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(pap/pap)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Upaya Terobos Rp 13.900/US$ Buyar, Rupiah Membal ke 14.000-an"

Post a Comment

Powered by Blogger.