Search

AS-China Teleponan, Pasar Obligasi Rupiah Naik Signifikan

AS-China Teleponan, Pasar Obligasi Rupiah Naik Signifikan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat signifikan pada hari ini, di tengah sumringahnya pasar keuangan Asia setelah Amerika Serikat (AS)-China melanjutkan pembicaraan melalui telepon hari ini.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik akan menekan yield, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 6,6 basis poin (bps) menjadi 6,72%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Perbincangan via sambungan telepon Beijing-Washington melibatkan berbagai tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Komunikasi yang terjalin kembali tersebut menuai kesepakatan gelaran negosiasi dagang secara tatap muka pada awal bulan depan. AS dan China akan menggelar negosiasi tersebut di Washington DC. Kedua belah pihak akan menggelar konsultasi pada pertengahan bulan ini sebagai bagian dari persiapan negosiasi tatap muka di awal bulan depan.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 5 Sep'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 4 Sep'19 (%)

Yield 5 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 5 Sep'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.795

6.729

-6.60

6.7111

FR0078

10 tahun

7.351

7.319

-3.20

7.2937

FR0068

15 tahun

7.771

7.756

-1.50

7.7189

FR0079

20 tahun

7.884

7.861

-2.30

7.8195

Avg movement

-3.40


Sumber: Refinitiv

Yield Wajar Obligasi Negara Acuan 4 Sep'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 4 Sep'19 (%)

Yield 5 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

FR0077

5 tahun

6.7231

6.7111

-1.20

FR0078

10 tahun

7.3003

7.2937

-0.66

FR0068

15 tahun

7.7515

7.7189

-3.26

FR0079

20 tahun

7.8545

7.8195

-3.50

Avg movement

-2.16


Sumber: IBPA

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,38 poin (0,15%) menjadi 259,94 dari posisi kemarin 259,57.

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 578 bps, menyempit dari posisi kemarin 589 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 7,1 bps hingga 1,53% dari posisi kemarin 1,45%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi pasangan seri 2 tahun-10 tahun berakhir sejak kemarin. Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada yield tenor 2 tahun-10 tahun sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain.

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. Inversi membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan ada kontraksi jangka pendek, sekaligus kekhawatiran tekanan ekonomi bahkan krisis.

Yield US Treasury Acuan 4 Sep'19

Seri

Benchmark

Yield 4 Sep'19 (%)

Yield 5 Sep'19 (%)

Selisih (Inversi)

Satuan Inversi

UST BILL 2019

3 Bulan

1.967

1.964

3 bulan-5 tahun

58.2

UST 2020

2 Tahun

1.434

1.49

2 tahun-5 tahun

10.8

UST 2021

3 Tahun

1.353

1.421

3 tahun-5 tahun

3.9

UST 2023

5 Tahun

1.313

1.382

3 bulan-10 tahun

43.6

UST 2028

10 Tahun

1.459

1.528

2 tahun-10 tahun

-3.8


Sumber: Refinitiv

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.011,21 triliun SBN, atau 38,51% dari total beredar Rp 2.625 triliun berdasarkan data per 4 September.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 117,96 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 1,61 triliun.

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya naik 0,59% menjadi 6.306 untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan 0,04% Rp 14.145 per dolar AS untuk rupiah.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, mayoritas mengalami pelemahan harga sehingga yield obligasi negara naik.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas di tengah positifnya sentimen investor global.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 4 Sep'19 (%)

Yield 5 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

7.295

7.265

-3.00

China

3.081

3.047

-3.40

Jerman

-0.677

-0.614

6.30

Prancis

-0.376

-0.305

7.10

Inggris

0.493

0.58

8.70

India

6.545

6.573

2.80

Jepang

-0.268

-0.268

0.00

Malaysia

3.301

3.302

0.10

Filipina

4.467

4.506

3.90

Rusia

7.04

7.02

-2.00

Singapura

1.688

1.667

-2.10

Thailand

1.47

1.5

3.00

Amerika Serikat

1.459

1.53

7.10

Afrika Selatan

8.095

8.135

4.00

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS-China Teleponan, Pasar Obligasi Rupiah Naik Signifikan"

Post a Comment

Powered by Blogger.