Penjualan Mobil Nyungsep, Simak Penyebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Volume penjualan mobil baru tahun ini turun dobel digit dibanding tahun lalu. Rendahnya permintaan, sentimen negatif yang datang dari dalam negeri maupun global serta ketatnya persaingan.Volume penjualan mobil Januari-Agustus 2019 tercatat mencapai 660.286 unit, turun 13,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 763.444 unit. Hingga akhir Desember tahun lalu, penjualan mobil di pasar domestik mencapai 1,1 juta unit.
Namun, apabila melihat performa penjualan hingga Agustus ini, tampaknya akan susah untuk mencapai volume penjualan yang sama. Pasalnya di periode Januari-Agustus tahun ini sudah ada selisih penjualan sebesar 103.158 unit mobil dibanding periode yang sama di 2018. Selisih yang mencapai seratus ribu lebih pada dasarnya adalah volume penjualan mobil dalam satu bulan.
Pada periode Januari-Agustus 2018, pangsa pasar PT Astra International Tbk mencapai 49,1%. Pada tahun ini pangsa pasarnya naik menjadi 52,1%. Walaupun naik, PT Astra Internasional Tbk mencatatkan selisih penjualan sebesar 30.528 unit mobil untuk periode tersebut. Hal itu berarti penurunan penjualan mobil yang lebih parah dialami oleh pemain lain seperti Mitsubishi, Honda, Suzuki, Nissan, dan lainnya.
Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), volume penjualan mobil tahun ini diprediksi tidak akan mencapai target 1,1 juta unit. Target penjualan mobil memang tidak jauh berbeda dengan capaian tahun 2018.
Terdapat setidaknya dua alasan utama yang menyebabkan penurunan volume penjualan mobil yaitu rendahnya permintaan serta sentimen negatif yang datang dari dalam maupun luar negeri. Faktor lain yang juga mewarnai merosotnya penjualan mobil di Indonesia adalah ketatnya persaingan antar pemain.
Penurunan permintaan mobil dipicu oleh tingginya bunga kredit kepemilikan mobil seiring dengan peningkatan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sejak 15 November 2018, Bank Indonesia bersikap "hawkish" dengan menaikkan BI-7DRRR 25 bps ke 6%. Hingga Juni 2019, sikap tersebut tetap di pertahankan bank sentral yang menyebabkan biaya kredit mobil jadi membengkak.
Hal ini tentu berdampak pada penjualan mobil mengingat 70% pembeliannya melalui kredit. Tingkat suku bunga yang tinggi tentunya akan memberatkan konsumen dalam membeli mobil.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (taa/taa)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penjualan Mobil Nyungsep, Simak Penyebabnya"
Post a Comment